Burung Jalak Bali, Si Putih Bermata Biru dari Pulau Dewata
Escortbayanevi.com – Jalak Bali atau Curik Bali merupakan satwa endemik Tanah Air yang hanya bisa kita temukan di bagian barat Pulau Dewata.
Mereka terkenal sebagai burung pengicau yang memiliki ukuran tubuh sedang.
Sejak tahun 1991, curik mendapat penobatan sebagai fauna identitas dari Provinsi Bali.
Mereka juga satu-satunya hewan endemik yang berasal dari pulau tersebut setelah harimau Bali di nyatakan punah.
Jika Anda perhatikan, pada uang logam nominal Rp200 keluaran tahun 2003, terdapat gambar satwa ini dan garuda yang menjadi simbol kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.
Morfologi dan Ciri-Ciri Burung Jalak Bali
Secara morfologi, unggas bergenus Leucopsar ini bisa kita kenali dari warna bulunya yang putih bersih.
Mereka dapat berkembang biak hingga sepanjang 25 cm, dengan bobot berkisar 107,75 g.Pelupuk matanya yang berwarna biru tua juga jadi ciri khas dari burung jalak Bali.
Berkat kombinasi corak tersebut, spesies mereka awam percayai sebagai salah satu burung tercantik yang ada di Indonesia.
Bagian paruhnya dapat tumbuh antara 2 – 3 cm.
Pada ujung paruhnya terlihat corak berwarna kuning kecokelatan, dengan bagain rahang yang berwarna abu-abu kehitaman.
Umumnya, kelompok Leucopsar rothschildi mempunyai bulu ekor berwarna hitam selebar 25 mm.
Jumlah bulu tersebut mencapai 17 – 18 helai, dengan jumlah bulu sayap berkisar 11 – 12 helai.
Jika kita ukur, panjang rata-rata kepala curik Bali mencapai 5 cm.
Lehernya hanya berukuran 2 cm, bagian sayap 13 cm, panjang ekor 6 cm, serta panjang kaki (tidak termasuk paha) sekitar 4 cm.
Perbedaan Burung Jalak Bali Jantan dan Betina
- ambul pejantan relatif lebih panjang daripada sang betina.
- Ukuran tubuh jantan lebih besar dan gagah. Sedangkan betina tampak lebih ramping.
- Kepala jantan terlihat lebih panjang dan besar. Sedangkan kepala betina lebih kecil dan cenderung lebih bulat.
- Secara tampilan, burung jalak Bali jantan disinyalir lebih indah daripada sang betina. Mereka mempunyai jambul di kepalanya dengan beberapa helai bulu berwarna putih bersih.
Kebiasaan dan Karakteristik Burung Jalak Bali
Untuk mengetahui kebiasaan dan karakteristik burung jalak Bali, kita bisa mengidentifikasinya berdasarkan suara, reproduksi hingga aktivitas hariannya. Agar tidak salah, berikut selengkapnya.
1. Pola Reproduksi
Ciruk Bali tergolong sebagai satwa monogamous, sehingga ia hanya memiliki satu pasangan pada satu musim perkawinan.
Usia perkawinan sendiri mereka capai pada umur dua tahun.
Seekor jalak betina mampu menghasilkan telur sebanyak tiga butir.
Telur-telur tersebut nantinya akan dierami oleh kedua induk selama kurang lebih 16 hari.
2. Suara Burung Jalak Bali
Suara burung jalak bali terdengar sangat khas, yakni campuran antara bersiul dan lengkingan.
Mereka tergolong sebagai burung bersuara bising, yang terkadang meniru suara burung lainnya.
3. Aktivitas Harian
Di habitatnya, spesies Leucopsar rothschildi termasuk senang berkelompok.
Mereka terbang berpasang-pasangan utnuk mencari makan, lalu bersarang di dalam lubang pohon setinggi 2,5 – 7 m.
Aktivitas sehari-hari mereka cenderung sama dan berulang.
Menurut pakar, setelah matahari terbit mereka akan terbang menuju tempat makan, lalu kembali untuk tidur saat matahari terbenam.
Perlu kita ketahui, curik Bali adalah salah satu jenis burung yang senang kebersihan. Ia senang bermain di air untuk membersihkan diri, kemudian berjemur untuk mengeringkan bulu-bulunya.
Habitat Burung Jalak Bali serta Status Konservasinya
Ingin melihat fauna ini langsung di habitatnya? Maka, Anda harus menyambangi wilayah-wilayah seperti hutan mangrove, hutan rawa, hutan musim dataran rendah, serta padang savana.
Meski saat ini hanya bisa di jumpai di Taman Nasional Bali Barat, mulanya mereka tersebar di daerah Tegal Bunder, Lampu Merah, Batu Gondang, Prapat Agung, Batu Licin, hingga Teluk Brumbun.
Sebagai informasi, jalak Bali merupakan satwa dengan populasi amat langka dan terancam punah. Menurut perkiraan pakar, hanya tinggal belasan ekor yang mampu bertahan hidup di alam liar.
Berdasarkan PP No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, burung jalak Bali adalah fauna yang di larang perdagangannya kecuali hasil penangkaran dari generasi ketiga.
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) sendiri memasukkan buruk ini pada kategori “Critically Endangered” atau satwa liar berstatus terancam punah.
Melansir berbagai sumber, penurunan populasi jalak Bali disebabkan oleh maraknya deforestasi (penggundulan hutan), perburuan, serta perdagangan liar.
Untuk menghindari kepunahan satwa tersebut, pemerintah lantas mendirikan beberapa pusat penangkaran Leucopsar rothschildi – salah satunya terletak di Buleleng, Bali – sejak tahun 1995.
BACA JUGA